Budaya Alam Minangkabau

Senin, 16 September 2013

PERANAN ORANG PILIANG DIDALAM PEMERINTAHAN KERAJAAN-KERAJAAN DI MINANGKABAU


 Dalam kelarasan Koto Piliang dikenal lembaga-lembaga yang bernama Langgam Nan Tujuah, Rajo Tigo Selo dan Basa Ampek Balai. Lembaga-lembaga ini sudah ada sejak kelarasan Koto Piliang didirikan, berlanjut sampai masa pemerintahan Pagaruyung dan diteruskan sampai saat ini. Pada masa pemerintahan Kerajaan Pagaruyung, kelarasan Koto Piliang tampak mendominasi struktur dan gaya pemerintahan Kerajaan Pagaruyung yang aristokratis.

Kelarasan Koto Piliang yang didirikan oleh Datuk Katumanggungan ini memang berpandangan bahwa lembaga raja sangat dihormati. Di daerah rantau yang rajanya (raja-raja kecil) ditunjuk langsung oleh Pagaruyung sebagai perwakilan disana, aturan dan madzhab ketatanegaraan Koto Piliang sangat mendominasi.

Dinamika Langgam Nan Tujuah, Rajo Tigo Selo dan Basa Ampek Balai

Langgam Nan Tujuah
Pada awalnya Langgam Nan Tujuah beranggotakan sebagai berikut:
1. Pamuncak Koto Piliang (Pemimpin Langgam Nan Tujuah) berkedudukan di Sungai Tarab
2. Perdamaian Koto Piliang (Juru Damai Sengketa antar Nagari) berkedudukan di Simawang Bukik Kanduang
3. Pasak Kungkuang Koto Piliang (Keamanan Dalam Negeri) berkedudukan di Sungai Jambu      Lubuak Atan
4. Harimau Campo Koto Piliang (Panglima Perang) berkedudukan di Batipuah Sapuluah Koto
5. Camin Taruih Koto Piliang (Badan Penyelidik) berkedudukan di Singkarak Saniang Baka
6. Cumati Koto Piliang (Pelaksana Hukum) berkedudukan di Tanjung Balik Sulik Aia
7. Gajah Tongga Koto Piliang (Benteng Selatan) berkedudukan di Silungkang Padang Sibusuak

Rajo Tigo Selo
Rajo Tigo Selo merupakan sebuah institusi tertinggi yang disebut Limbago Rajo, masing-masing terdiri dari Raja Alam, Raja Adat dan Raja Ibadat yang berasal dari satu keturunan. Ketiga raja dalam berbagai tulisan tentang kerajaan Minangkabau ditafsirkan sebagai satu orang raja.

Raja Adat mempunyai tugas untuk memutuskan hal-hal berkaitan dengan masalah peradatan, dan Raja Ibadat untuk memutuskan hal-hal yang menyangkut keagamaan. Pada awalnya institusi untuk Raja Alam dan Raja Adat disebut sebagai Rajo Duo Selo, namun setelah agama Islam masuk ke Minangkabau diangkatlah Raja Ibadat.

Pada masa pemerintahan Pagaruyung terdapat tiga istana untuk ketiga Raja yaitu :
Istana Ateh Ujuang di Balai Janggo tempat bersemayam Raja Adat
Istana Balai Rabaa di Gudam tempat bersemayam Raja Alam
Istana Ekor Rumpuik di Kampuang Tangah tempat bersemayam Raja Ibadat

Tetapi keberadaanya :
Raja Alam berkedudukan di Pagaruyuang
Raja Adat berkedudukan di Buo
Raja Ibadat berkedudukan di Sumpur Kudus

Basa Ampek Balai
Dalam struktur pemerintahan kerajaan Pagaruyung Rajo Tigo Selo dibantu oleh dewan menteri sejumlah empat orang yang disebut Basa Ampek Balai yang mempunyai tugas dan kewenangan-kewenangan dan tempat kedudukan atau wilayah sendiri pada nagari-nagari yang berada di sekeliling pusat kerajaan Pagaruyung. Pada awalnya Basa Ampek Balai beranggotakan sebagai berikut:

Tuan Gadang di Batipuah, Harimau Campo Koto Piliang
Datuak Bandaro Putiah di Sungai Tarab, Pamuncak Alam Koto Piliang
Machudum di Sumaniak, Aluang Bunian Koto Piliang
Indomo di Saruaso, Payuang Panji Koto Piliang

Setelah kuatnya agama Islam maka dirasa perlu untuk menambahkan pemimpin di bidang agama. Oleh karena itu struktur Basa Ampek Balai berubah menjadi :

Datuak Bandaro Putiah di Sungai Tarab, Pamuncak Alam Koto Piliang
Machudum di Sumaniak, Aluang Bunian Koto Piliang
Indomo di Saruaso, Payuang Panji Koto Piliang
Tuan Kadi di Padang Gantiang, Suluah Bendang Koto Piliang

Pada awalnya Tuan Gadang di Batipuah berdiri sendiri, namun kemudian menjadi bagian dari Basa Ampek Balai. Setelah Tuan Kadi menjadi anggota Basa Ampek Balai, Tuan Gadang kembali keluar dari struktur namun tetap memiliki kedudukan yang tinggi dalam struktur pemerintahan Pagaruyung. Ini disebabkan karena Tuan Gadang membawahi Nagari Batipuh yang merupakan nagari raksasa pada zaman itu, yang luas wilayahnya puluhan kali lipat dari nagari-nagari sekitar.

Sumber : Berbagai Literatur & Wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar