ASAL USUL NEGERI SEMBILAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN MINANGKABAU
NEGRI SEMBILAN termasuk salah satu negara bagian yg menjadi negara
Federasi Malaysia. Luas negara bagian tersebut 2.580 mil persegi, dengan
berbagai suku bangsa antara lain, Cina, Benggali, dan Melayu, dari
sebahagian suku bangsa Melayu termasuk suku bangsa Minangkabau. Dan
tatanan kehidupan Melayu tersebut masih memakai adat istiadat
Minangkabau.
Negri Sembilan sebuah kerajaan yang
pemerintahannya berdasarkan Konstitusi yang disebut : Perlembagaan
Negri, dan Badan Legislatifnya bernama Dewan Perhimpunan / Perundingan
Negri yang dipilih oleh rakyat dalam Pemilihan Umum atau dengan istilah
PILIHAN RAYA. Pelaksanaan pemerintahan dilaksanaan oleh Menteri Besar
yang didampingi oleh beberapa orang anggota yg bernama "Angota Majelis
Musyawarat Kerajaan Negeri. Gelar raja ialah: Duli yang mulia yang
dipertuan besar Negeri Sembilan.
Kedatangan bangsa Minangkabau .
Sebelum Negri Sembilan bernama demikian di Malaka sudah berdiri sebuah
kerajaan yg terkenal, dan pelabuhan Melaka menjadi pintu gerbang untuk
masuk kedaerah pedalaman tanah semenanjung tersebut. Maka sebelum
berdiri Negri Sembilan datang rombongan demi rombongan dari Minangkabau
dan tinggal menetap disana.
ROMBONGAN PERTAMA.
Mula-mula
datang serombongan yg dipimpin seorang datuk yg bergelar Datuk Raja
dengan istrinya Tok Seri. Tetapi kurang jelas dari mana asal mereka di
Minangkabau. Mereka dalam perjalanan ke Negri Sembilan singah di Siak
dan kemudian meneruskan perjalanan menyeberang selat Malaka terus ke
Johor. Dari Johor mereka pergi ke Naning terus ke Rembau. Dan akhirnya
menetap disebuah tempat yg bernama Londar Naga. Sebab disebut demikian
kerena disana ditemui kesan-kesan alur naga. Sekarang tempat itu bernama
Kampung Galau.
ROMBONGAN KEDUA
Pemimpin rombongan ini
bergelar Datuk Rajo kuga dan berasal dari keluarga Datuk Bandaro
Penghulu Alam dari Sungai Tarok. Rombongan ini menetap disebuah tempat
yg kemudian terkenal dengan kampung Sungai Layang.
ROMBONGAN KETIGA.
Rombongan ini berasal dari Batu Sangkar, keluarga Datuk Mangkudun Sati
di Sumanik. Mereka dua orang orang bersaudara yaitu, Sutan Sumanik dan
Johan Kebesaran. Rombongan ini dalam perjalannya singgah juga di Siak,
Malaka dan Rembau. Kemudian membuat perkampungan yg bernama Tanjung Alam
yg kemudian berganti dengan nama Gunung Pasir.
ROMBONGAN KEEMPAT.
Rombongan ini datang dari Sarilamak, Payakumbuh, diketuai oleh Datuk
Putih dan mereka datang pada Sutan Sumanik yg duluan membuka
perkampungan di Negri Sembilan ini. Datuk Putih terkenal sebagai seorang
pawang atau bomoh yg ahli ilmu kebatinan. Beliaulah yg memberi nama
Seri Menanti bagi tempat istana raja yg sekarang ini.
Kemudian berturut-turut datang lagi rombongan lain diantaranya yg tercatat oleh sejarah Negri Sembilan ialah :
Rombongan yg bermula mendiami Rembau datang dari Batu Hampar,
Payakumbuh dengan pengiringnya dari Batu Hampar dan dari Mungka. Nama
beliau Datuk Lelo Balang. Kemudian menyusul adik beliau yg bernama Datuk
Laut Dalam dari kampung Tiga Nenek.
BERSUKU DUA BELAS
Walaupun penduduk Negri Sembilan mengakui ajaran-ajaran Datuk Parapatiah
nan Sabatang, tetapi mereka tidak membagi persukuan atas empat bagian
seperti di Minangkabau. Mungkin disebabkan situasi dan perkembangannya
sebagai kata pepatah juga : Dekat mencari suku jauh mencari hindu, maka
suku-suku di Negeri Sembilan berasal dari luhak dari tempat mereka
datang atau negri asal mereka. Berdasarkan asal kedatangan mereka yang
demikian terdapat 12 suku di Negri Sembilan yg masing-masing adalah
sebagai berikut :
1. Tanah Datar, asal dari Luak Tanah Datar/Batusangkar.
2. Batuhampar, asal dari Nagari Batu Hampar Payakumbuh 50 Koto.
3. Sari Lemak Pahang, asal dari Nagari Sarilamak Payakumbuh 50 Koto.
4. Sari Lamak Minangkabau, asal dari Nagari Sarilamak Payakumbuh 50 Koto.
5. Mungka, asal dari Nagari Mungka Payakumbuh 50 Koto.
6. Payakumbuh, asal dari Payakumbuh 50 Koto.
7. Sari Malanggang, asal dari Nagari Simalanggang Payakumbuh 50 Koto.
8. Tigo Batu, asal dari Tiga Batur Padang Berangan, Lubuk Batingkap dan Gurun.
Harau Payakumbuh 50 Koto.
9. Biduanda, berasal dari penduduk asli seperti suku Semang, Sakai, Jakun
10. Tigo Nenek, (kemungkinan dari Situjuah Limo Nagari, 50 koto).
11. Anak Aceh, kemungkinan juga mereka berasal dari suku Aceh yg dating ke Siak dan dari Siak ke Johor.
12. Batu Balang. Asal dari Nagari Batu Balang Payakumbuh 50 Koto.
a. Sekalipun mereka yg datang itu dari berbagai negri di Luhak Tanah
Datar seperti ; Sumanik, Sungai Tarab, Pagaruyung, tetapi disini mereka
hanya berkaum dengan suku "Tanah Datar"
b. Batu Hampar, adalah anak kamanakan Datuk Lelo Batang dan yang datang kemudian.
c. Yang dimaksud dengan Sari Lamak disini ialah kedatangan mereka dari
dua jurusan yg pertama dengan melalui Pahang, dan lainnya langsung dari
Minangkabau.
d. Yang dimaksud dengan Sari Malanggang adalah Simalanggang, Payakumbuh.
e. Yang dimaksud dengan Tiga Batu ialah Tiga Batur Padang Berangan, Lubuk Batingkap dan Gurun.
f. Kurang jelas mana yg dimaksud dengan Tigo Nenek ini, Kemungkinan di Situjuah Limo Nagari
g. Dan ada pula suku Anak Aceh dan kemungkinan juga mereka berasal dari
suku Aceh yg disingkirkan dari Siak oleh orang Johor atau dengan cara
lain.
h. Suku Biduanda berasal dari penduduk asli seperti suku Semang, Sakai, Jakun.
Fakta-fakta dan problem sejarah
Pada suatu tempat yg bernama Sungai Udang kira-kira 23 mil dari
Seremban menuju Port Dickson terdapat sebuah makam. Disana terdapat
beberapa batu bersurat seperti tulisan batu bersurat yg terdapat di Batu
Sangkar. Orang yg bermakam disana bernama Syekh Ahmad dan berasal dari
Minangkabau. Ia meninggal di tahun 872H atau 1467Masehi.
Dan masih
menjadi tanda tanya yg belum terjawab, mengapa kedatangan Syekh itu
dahulu ke Negri Sembilan dan dari luhak mana asalnya.
Dalam
naskah pengiriman raja-raja yg delapan seorang diantaranya dikirimkan ke
Rembau, Negri Sembilan bernama Malenggang Alam tetapi bila mana
ditinjau sejarah Negri Sembilan raja Minangkabau pertama dikirim yaitu
Raja Mahmud yg kemudian bergelar Raja Malewar.
Raja Malewar
memegang kekuasan antara tahun 1773-1795. Beliau mendapat dua orang anak
Tengku Totok dan putri bernama Tengku Aisah, beliau ditabalkan di
Penajis Rembau dan kemudian pindah ke istana Sari Menanti. Sehingga
sekarang masih populer pepatah yang berbunyi :
Ber raja ke Johor,
Bertali ke Siak,
Bertuan ke Minangkabau.
Kedatangan beliau ke Negri Sembilan membawa rambut sehelai jika
dimasukan kedalam sebuah batil atau cerana akan memenuhi batil atau
cerana itu. Benda pusaka itu masih tetap dipergunakan bila menobatkan
seorang raja baru. Sesudah Raja Malewar wafat pada tahun 1795 tidak
diangkat putranya menjadi raja melainkan sekali lagi diminta seorang
raja dari Minangkabau. Dan dikirimlah Raja Hitam dan dinobatkan dalam
tahun 1795. Raja Hitam kawin dengan putri Raja Malewar yg bernama Tengku
Aisyah sayang beliau tadak dikaruniai putra. Raja Hitam kawin dengan
seorang perempuan lain bernama Encek Jingka. Dari istrinya ini beliau
medapat empat orang putra/putri bernama Tengku Alang Husin, Tengku Ngah,
Tengku Ibrahim, dan Tengku Alwi. Dan ketika beliau wafat dalam tahun
1908, juga tidak diangkat salah seorang putranya sebagai pengganti raja.
Tetapi dikirimkan perutusan ke Pagaruyung untuk meminta seorang raja
baru. Dan dikirimlah Raja Lenggang dari Minangkabau.
Raja
Lenggang memerintah antara tahun 1808-1824. Raja Lenggang kawin dengan
putri Raja Hitam dan berputra dua orang bernama ; Tengku Radin dan
Tengku Imam. Ketika Raja Lenggang meninggal dinobatkan Tengku Radin
menggantikan ayah beliau. Dan inilah raja pertama Negri Sembilan yg
diangkat oleh pemegang adat dan undang-undang yg lahir di Negri
Sembilan. Dan keturunan beliaulah yg turun-temurun menjadi raja di Negri
Sembilan. Raja Radin digantikan oleh adiknya Raja Imam, tahun
1861-1869.
Dan selanjutnya raja-raja yg memerintah di Negri Sembilan :
Tengku Ampuan Intan (Pemangku Pejabat) 1869-1872.
Yang Dipertuan Antah 1872-1888.
Tuanku Muhammad 1888-1933.
Tuanku Abdul Rahman 3 Agust 1933-1 April 1960.
Tuanku Munawir 5 April 1960-14 April 1967.
Tuanku Ja'far 18 April 1967-
Demikian olahan dari Dato' Idris. Dan dari "Tambo Alam Minangkabau"
TERBENTUKNYA NEGE
RI SEMBILAN
Semasa dahulu kerajaan Negri Sembilan mempunyai hubungan kekeluargaan
dengan Minangkabau. Yang menjadi raja dinegri ini berasal dari keturunan
Raja Minangkabau. Istananya bernama Seri Menanti. Adatnya, peraturan
sebahagian besar menurut undang-undang adat Minangkabau. Mereka
mempunyai suku-suku seperti orang Minangkabau tetapi berbeda cara
pemakaiannya.
Perpindahan penduduk terjadi bermula pada abad
ke XIV yaitu ketika pemerintah menyarankan supaya rakyat memperkembang
Minangkabau sampai jauh-jauh diluar negrinya. Mereka mencari tanah baru,
daerah baru, dan menetap disana. Begitu jaga adat, undang-undang,
kelaziman dinegri asalnya yang dipergunakan dinegri yang baru.
Pada abad ke XVI pemerintahan negri sudah mulai tersusun, mereka
mendirikan kerajaan kecil sebanyak 9 kerajaan dan kesatuan kerajaan
kecil itu mereka namakan NEGERI SEMBILAN. Negara kesatuan ini terjadi
waktu Minangkabau mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil ini dan
diperlindungkan dibawah kerajaan Johor. Sebabnya ialah kerajaan
persatuan yg baru berdiri ini selalu diganggu oleh gerombolan anak raja
Bugis yg dipimpin Daeng Kemboja. Setelah negara kesatuan ini terbentuk
dengan mufakat bersama dengan kerajaan Johor dimintalah seorang anak
raja Pagaruyung untuk dinobatkan menjadi raja Yang Dipertuan Seri
Menanti.
Maka hubungan yg demikian rapat sejau berabad-abad
itu menjadikan hubungan antara negara yang akrab : Minangkabau - Negeri
Sembilan pada khususnya, Indonesia - Malaysia pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar